Pengertian Pendidikan, Belajar, Mengajar menurut para ahli





1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan akibat adanya intraksi antara stimulus dan
respons.Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan
perubahan prilakunya.Menurut Slameto (2015:2) “Belajar ialah suatu proses yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam intraksi dengan
lingkungannya”. Adapun menurut Skinner dalam Dimyati dan Mudjiono
(2015:10) “Belajar adalah suatu prilaku.Pada saat orang belajar, maka responnya
menjadi lebih baik.Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responsnya menurun”.
Menurut Ihsana (2017:4) “Belajar adalah suatu aktivitas di mana terdapat
sebuah proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti,
tidak bisa menjadi bisa untuk mencapai hasil yang optimal”.Menurut Syaiful dan
Aswan (2014:5) “Belajar adalah perubahan prilaku berkat pengalaman dan
latihan.Artinya adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut
pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek
organisme atau pribadi”.
Begitu juga Tirtarahardja dan Sulo (2015:129) mengemukakan “Belajar
adalah perubahan prilaku yang relatif tetap karena pengaruh pengalaman
(interaksi individu dengan lingkungannya)”. Selanjutnya Sary (2015:180)
mendeskripsikan “Belajar adalah sebuah proses perubahan prilaku yang didasari
oleh pengalaman dan berdampak relatif permanen”.
Dari beberapa pendapat tersebut maka peneliti berpendapat bahwa belajar
adalah suatu kejadian dalam diri ataupun setiap proses yang harus dilalui untuk
mencapai perubahan didalam diri untuk menjadi prilaku yang lebih baik ataupun
perubahan tingkah laku, adapun tingkah laku yang dimaksud adalah tingkah laku
bersifat positif atau lebih baik dari sebelumnya.








2. Prinsip-prinsip Belajar
Seseorang yang melakukan kegiatan belajar, harus terlebih dahulu
memahami prinsip-prinsip belajar. Dimyati dan Mudjiono (2015:42-50)
mengemukkan prinsip-prinsip belajar sebagai berikut:
1. Perhatian dan motivasi, perhatian terhadap pembelajaran akan timbul pada
siswa apabila bahan pembelajaran sesuai dengan kebutuhannya sedangkan
motivasi berkaitan dengan minat, siswa yang mempuyai minat terhadap
suatu pembelajaran akan memuculkan perhatian dan dengan demikian
timbul motivasi untuk mempelajari pembelajaran tersebut.
2. Keaktifan, siswa yang belajar selalu menunjukkan keaktifan dalam
kegiatannya, baik secara fisik maupun fisikis.
3. Keterlibatan langsung, keterlibatan yang dimaksudkan adalah kegiatan
kongnitif, fisik, emosional dalam pembentukan sikap dan nilai.
4. Pergaulan, dapat melatih daya-daya jiwa dan membentuk respon yang
benar serta membentuk kebiasaan-kebiasaan.
5. Tantangan, siswa yang mendapatkan tantangan akan lebih bergairah untuk
mengatasi bahan belajar baru.
6. Perbedaan individu, setiap invidu unik yang artinya tidak akan ada
manusia yang sama persis, setiap manusia memiliki perbedaan dengan
yang lain.
Sedangkan Sobri dalam Ihsana (2017:18-19) menyatakan 8 prinsip-prinsip
belajar, yaitu:
(1) Belajar perlu memiliki pengalaman dasar;(2) Belajar harus memiliki
tujuan yang jelas dan terarah; (3) Belajar memerlukan situasi yang
problematis; (4) Belajar harus memiliki tekad dan kemauan yang keras
dan tidak mudah putus asa; (5) Belajar memerlukan bimbingan,
dorongan dan arahan; (6) Belajar memerlukan latihan; (7) Belajar
memerlukan metode yang tepat; (8) Belajar memerlukan waktu dan
tempat yang tepat.
Berdasarkan pendapat para ahli maka dapat disimpulkan prinsip-prinsip
belajar adalah memiliki tujuan, situsi yang kondusif, bimbingan dan motivasi,
terlibat langsung, latihan dan metode serta waktu. Prinsip-prinsip belajar akan
dilakukan siswa yang sedang belajar baik secara sadar maupun tidak.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Belajar memerlukan kemampuan siswa untuk menentukan keberhasilan
dalam mencapai tujuan pembelajaran, guna mencapai hal tersebut banyak faktor
yang mempengaruhinya. Ihsana (2017:33-45) menjelaskan faktor yang
mempengaruhi proses belajar dibagi menjadi dua yaitu:








a. Faktor Internal (dalam diri individu), dapat digolongkan ke dalam
menjadi 3 yaitu:
1. Faktor Jasmani dibagi lagi menjadi dua, yaitu kesehatan dan cacat
tubuh. Proses belajar akan tergangu apabila kesehatan terngangu dan
memiliki cacat tumbuh seperti buta, tuli, bisu dan pincang.
2. Faktor Psikologis, meliputi: intelegensi, minat, emosi, bakat,
kematangan dan kesiapan.
3. Faktor Kelelahan, meliputi: kelelahan jasmani dan rohani. Kelelahan
jasmani bisa karena kelaparan, sedangkan kelelahan rohani dapat
dilihat dengan kebosanan sehingga menghilangkan minat.
b. Faktor Eksternal (dari luar diri individu), dapat digolongkan ke dalam
menjadi 3 yaitu:
1. Faktor lingkungan keluarga, karena keluarga merupakan lembaga
pendidikan yang pertama dan utama bagi anak. Adapun bagian dari
faktor keluarga yakni: cara orang tua mendidik, hubungan antara
anggota keluarga, suasana rumah dan keadaan ekonomi keluarga.
2. Faktor lingkungan sekolah, merupakan tempat bagi anak untuk
belajar secara formal. Faktor sekolah meliputi: kurikulum, keadaan
sarana prasarana, waktu sekolah, metode pembelajaran, hubungan
pendidik dengan peserta didik, hubungan peserta didik dengan
peserta didik.
3. Faktor lingkungan masyarakat, dalam hal ini pengawasan orang tua
sangat dibutuhkan untuk mengontrol secara proporsional teman
bergaul anak.
4. Pengertian Mengajar
Mengajar merupakan suatu kemampuan yang berupa pengalaman serta
mampu berkreativitas yang dimiliki oleh seorang guru dalam menyampaikan
pembelajaran agar menghasilkan pembelajaran yang efektif, di dalam mengajar
guru dituntut untuk dapat memberikan perubahan kepada peserta didik yang dapat
menghasilkan suatu pengetahuan serta membentuk watak dan nilai sikap yang
baik.
Menurut Slameto (2015:29) “Mengajar ialah penyerahan kebudayaan
berupa pengalaman-pengalaman dan kecakapan kepada anak didik kita. Atau
usaha mewariskan kebudayaan masyarakat pada generasi berikut sebagai generasi
penerus”. Menurut Oemar Hamalik (2014:45) “Mengajar adalah aktivitas
mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya sehingga menciptakan
kesempatan bagi anak untuk melakukan proses belajar secara efektif”.Selanjutnya
menurut Alvin W.Howerd dalam Asep Jihad (2013:10) “Mengajar adalah suatu
aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing, seseorang untuk dapat








mengubah, atau mengembangkan skill, attitude, ideals, (cita-cita), penghargaan,
pengetahuan”.
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah
proses intraksi antara guru dan siswa serta memberikan bimbingan kepada siswa
untuk perubahan tingkah laku yang baik.
5. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran dapat dimaknai sebagai proses penambahan pengetahuan
dan wawasan melalui rangkaian aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh
seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya, sehingga terjadi
perubahan yang bersifat positif, dan pada tahap akhir didapat keterampilan,
kecakapan dan pengetahuan baru. Dalam proses pembelajaran seorang guru harus
mampu mengarahkan siswanya dengan sumber belajar sehingga mencapai tujuan
yang diharapkan. Pembelajaran merupakan suatu proses kerjasama antara guru
dan siswa.
Menurut Ihsana (2017:52) “Pembelajaran adalah segala upaya yang
dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri peserta didik”.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2015: 297) “Pembelajaran adalah
kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa
belajar secara aktif, yang menekankan pada penyedian sumber belajar”.
Selanjutnya Menurut Suherman dalam Asep jihad (2013:11) “Pembelajaran
merupakan proses komunikasi antara peserta didik dengan pendidik serta antar
peserta didik dalam rangka perubahan sikap”.
Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
merupakan suatu proses yang menciptakan intraksi antara guru dan sumber belajar
sehingga memungkinkan siswa memproses informasi nyata dalam rangka
mencapai suatu tujuan pembelajaran.
6. Pengertian Prestasi Belajar
Belajar merupakan proses yang panjang untuk mencapai sebuah prestasi
belajar. Muhibbin (2017:216) mengemukkan “Prestasi belajar merupakan
pengungkapan hasil belajar segenap ranah psikologi yang berubah sebagai akibat








pengalaman dan proses belajar siswa”. Ranah yang dimaksudkan disini adalah
ranah kongnitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Prestasi belajar tidak dapat
lepaskan dengan yang namanya belajar. Belajar adalah proses terbentukknya
prestasi belajar, belajar yang maksimal akan menghasilkan prestasi yang tinggi.
KKBI (2013) menuliskan “Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan dan
keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan
dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru”.
Menurut Winkel dalam Hamdani (2017:138) “Prestasi belajar merupakan
bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang.Dengan demikian prestasi
belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah
melaksanakan usaha-usaha belajar”. Sedangkan menurut Arif Gunarso dalam
Istirani dan Intan (2017:36) “Prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai
oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar”.
Menurut Mulyasa dalam Istirani dan Intan (2017:36) “Bahwa prestasi
belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah menempuh kegiatan belajar,
sedangkan belajar pada hakikatnya usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk
memenuhi kebutuhannya”.
Penilaian dalam melihat seorang anak dapat menerima pembelajaran
adalah dengan melihat prestasi belajarnya. Prestasi dibidang pendidikan adalah
hasil dari pengukuran terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif, afektif, dan
psikomotorik setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan
menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi, prestasi belajar
adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam
bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai
oleh setiap anak pada priode tertentu. Ataupun dengan kata lain prestasi belajar
merupakan hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan
perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.
Dari beberapa pendapat tersebut maka peneliti berpendapat bahwa Prestasi
belajar tidak dapat dipisahkan dengan yang namanya belajar. Prestasi belajar
adalah hasil pencapaian dari suatu proses belajar yang diambil dari nilai uts.








7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Mulyasa dalam Istirani dan Intan (2017:39) menyatakan “Bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat dikelompokkan menjadi
empat, yaitu : (1) Bahan atau materi yang dipelajari, (2) Lingkungan, (3) Faktor
instrumental, (4) Kondisi peserta didik”.
Faktor-faktor tersebut secara terpisah maupun bersama-sama memberikan
kontribusi tertentu terhadap prestasi belajar peserta didik.Dengan demikian secara
umum dapat dikatakan bahwa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar terdiri
dari dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.Dimana faktor internal
adalah faktor yang datangnya dari dalam diri siswa itu sendiri, sedangkan faktor
eksternal adalah faktor yang datangnya dari luar diri siswa.
Dari sudut komponen pembelajaran, maka menurut Makmun dalam
Istirani dan Intan (2017:40) mengemukakan “komponen-komponen yang
terlibat dalam pembelajaran dan pengaruh terhadap prestasi belajar, adalah
(1) masukan mentah (raw-input), menunjukkan pada karakteristik individu
yang mungkin dapat memudahkan atau justru menghambat proses
pembelajaran, (2) masukan instrumental, menunjuk pada kualifikasi serta
kelengkapan sarana yang diperlukan, seperti : guru, metode, bahan atau
sumber dan program dan, (3) masukan lingkungan, yang menunjukkan
pada situasi keadaan fisik dan suasana sekolah, serta hubungan dengan
pengajar dan teman”.
Prestasi belajar bukanlah suatu yang berdiri sendiri, tetapi merupakan hasil
berbagai faktor yang melatarbelakanginya.Dengan demikian untuk memahami
dan mendongkrak atau meningkatkan prestasi belajar, perlu di dalami faktorfaktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal maupun eksternal.
1. Faktor internal
Prestasi belajar seseorang akan ditentukan oleh faktor diri (internal), baik
secara fisiologis maupun secara psikologis, beserta usaha yang dilakukan. Faktor
fisiologis berkaitan dengan kondisi jasmani atau fisik seseorang yang dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu kondisi jasmani pada umumnya dan kondisi
yang berkaitan dengan fungsi-fungsi jasmani tertentu terutama panca indera,
sedangkan faktor psikologis berasal dari dalam diri seseorang, seperti intelegensi,
minat dan sikap.
1. Intelegensi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap
tinggi rendahnya prestasi belajar. Intelegensi merupakan dasar potensial








bagi pencapaian hasil belaja, artinya hasil belajar yang dicapai tidak
akan melebihi tingkat intelegensinya
2. Minat yaitu kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan
besar terhadap sesuatu. Oleh karena itu minat dapat mempengaruhi
pencapaian hasil belajar dalam matapelajaran tertentu.
3. Sikap adalah gejala internal yang berdimensi efektif, berupa
kecenderungan untuk mereaksikan atau merespon dengan cara yang
relative tetapi terhadap obyek orang, barang dan sebagainya, baik secara
positif maupun secara negatif
4. Waktu dan kesempatan, waktu dan kesempatan yang dimiliki oleh
individu peserta didik adalah berbeda sehingga akan berpengaruh
terhadap perbedaan kemampuan peserta didik
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar peserta didik
dapat digolongkan kedalam faktor sosial dan nonsosial. Faktor sosial yang
menyangkut hubungan antara manusia yang terjadi dalam berbagai situasi sosial.
Faktor ini termasuk lingkungan keluarga, sekolah, teman dan
masyarakat.sedangkan faktor nonsosial adalah faktor-faktor lingkungan yang
bukan sosial seperti lingkungan alam dan fisik, misalnya : keadaan rumah, ruang
belajar, fasilitas belajar, buku-buku sumber dan sebagainya.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2011:181) mengatakan bahwa “Setiap
sekolah mempunyai program pendidikan. Program pendidikan disusun
untuk dijalankan demi kemjuan pendidikan.Keberhasilan pendidikan di
sekolah tergantung dari baik tidaknya program pendidikan yang
dirancang.Program pendidikan disusun berdasarkan potensi sekolah yang
tersedia, baik tenaga, finansial, dan sarana prasarana”.
Jadi dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana merupakan salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi prestasi siswa. Dimana sarana dan prasarana
menunjang proses pendidikan terkhususnya didalam proses belajar mengajar.
Dengan adanya sarana dan prasarana pedidikan yang baik akan dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa yang baik juga.








8. Indikator Prestasi Belajar
Pada dasarnya dalam menyampaikan hasil belajar seorang siswa dilihat
dari kondisi internal dan eksternal, seperti kondisi psikologis yang dapat
berubah karena adanya pengalaman dan proses belajar siswa yang
berbeda. Dalam proses belajar juga dipengaruhi oleh berbagai faktor yang
dapat merubah hasil belajar siswa, namun dalam menyampaikan hasil
belajar ada yang bersifat intagible (tak dapat diraba atau dilihat secara
kasat mata). Oleh karena itu diperlukannya ketelitian guru dalam melihat
hasil belajar siswa melalui cuplikan perubahan prilaku yang dianggap
penting dalam menentukan hasil belajar siswa (Muhibbin, 2017:216).
Muhibbin (2017:217) mengemukkan ada beberapa indikator prestasi
belajar untuk melihat hasil belajar siswa, yaitu diantaranya:
1. Ranah Kongnitif, seseorang bisa dilihat dari pengamatannya,
ingatannya, pemehaman, aplikasi, analisis dan sintesis.
2. Ranah Afektif, seseorang bisa dilihat dari peneriman, sambutan,
apresepsi (sikap menghargai), internalisasi (pendalaman), dan
karekteristik (penghayatan).
3. Ranah Psikomotor, seseorang dapat dilihat dari keterampilan bergerak
dan bertindak serta kecakapan ekspresi verbal dan nonverbal.
Berdasarkan pandangan ahli yang telah disampaikan maka dapat
disimpulkan beberapa indikator prestasi belajar adalah ranah kongnitif, afektif dan
psikomotor. Ketiga indikator tersebut tidak dapat dipisahkan satu dengan yang
lain, untuk mewujudkan prestasi yang baik.
beberapa pengertian pendidikan menurut beberapa sumber.
Pada dasarnya pengertian pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.








Menurut kamus Bahasa Indonesia Kata pendidikan berasal dari kata ‘didik’ dan mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusiamelalui upaya pengajaran dan pelatihan.








Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.








Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.








Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.








Sedangkan pengertian pendidikan menurut H. Horne, adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada vtuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia.








Dari beberapa pengertian pendidikan menurut ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Pendidikan adalah Bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.

Belum ada Komentar untuk "Pengertian Pendidikan, Belajar, Mengajar menurut para ahli"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel