Tanda Merdeka Belajar Menurut Ki Hajar Dewantara Sebagai berikut

Ki Hajar Dewantara

Hai pengunjung m jawir, berikut ini m jawir akan membahas soal Penanda manusia merdeka menurut Ki Hadjar Dewantara adalah berikut ini kecuali…

Penanda manusia merdeka menurut Ki Hadjar Dewantara adalah berikut ini kecuali…

Penanda manusia merdeka menurut Ki Hadjar Dewantara adalah berikut ini kecuali…

A. Berdaya

B. Berbudi pekerti

C. Beriman

D. Berkuasa atas kehendak diri

KONSEP MERDEKA BELAJAR MENURUT KI HAJAR DEWANTARA

Menurut KHD, mendidik dan mengajar adalah proses memanusiakan manusia, sehingga harus memerdekakan manusia dan segala aspek kehidupan baik secara fisik, mental , jasmani dan rohani. Hal positif yang bisa diterapkan di kelas/sekolah sesuai dengan budaya Jawa/ orang Banyumas yang berkarakter seperti tokoh Banyumas yaitu Semar/ Bawor yang sifatnya adalah suka momong, walaupun sakti beliau tidak pernah sombong dan selalu memperhatikan akhlak yang mulia (memperhatikan tata krama terhadap orang tua, juga sayang terhadap yang lebih muda, dekat dengan Tuhan), bekerja itu tidak hanya mengandalkan otak semata,tetapi juga dengan kerja keras, maka dibutuhkan keterpaduan kerja otot dan otak untuk hasil yang maksima, rajin, suka bekerja keras dan cekatan (cancudan: bhs Banyumas).

Sama dengan filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam pengembangan budi pekerti (olah cipta, olah karya, olah karsa, dan olah raga) yang terpadu menjadi satu kesatuan. Hasil hasil positif yang sesuai dengan pemikiran KHD yaitu :

1. Prinsip kepmimpinan sebagai seorang guru yaitu

Ing ngarso sung tuladho (maka orang tua atau guru sebagai suri tauladan anak dan siswa)

Ing madya mangun karso (yang ditengah memberikan semangat ataupun ide-ide yang mendukung)

Tut wuri handayani (yang dibelakangan memberikan motivasi

2. Sistem pendidikan yang dilakukan yaitu menggunakan sistem among atau Among Methode artinya guru itu menjaga, membina dan menididk anak kasih sayang

3.Tri pusat pendidikan yaitu yang mewarnai peserta didik adalah keluarga, sekolah dan masyarakat.

4. Asas asas dalam pendidkan ada 5 yaitu :
- Asas Kemerdekaan
- Asas Kodrat Alam
- Asas Kebudayaan
- Asas Kebangsaan
- Asas Kemanusiaan

Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara, berulang kali menekankan apa yang disebutnya 'kemerdekaan dalam belajar'. Dari berbagai literatur, gagasan ini boleh jadi bermula karena pria bernama Soewardi Surjaningrat itu menolak betul praktik pendidikan yang mengandalkan kekerasan dan berjuang menyebarkan konsep pendidikan ala 'Taman Siswa'

Anggota Majelis Luhur Taman Siswa, Ki Priyo Dwiyarso, menjelaskan, makna kemerdekaan belajar yang diusung Ki Hadjar Dewantara yakni bagaimana membentuk manusia harus dimulai dari mengembangkan bakat.

"Jadi yang punya kehendak itu siswanya, bukan pamong gurunya, dosennya, yang memaksakan kamu harus jadi hijau, harus jadi merah. Untuk itu kemudian timbul Tut Wuri Handayani

Tut Wuri Handayani berarti mendorong dan menguatkan. Namun, menurut Ki Priyo, cara mendorong dan memberi kekuatan belajar tak boleh sembarangan. Rentang kendali harus tetap ada, agar asa menjadi manusia terap terjaga.

Menurut Ki Priyo, bakat menjadi kiblat bagi sang pendidik. Guru harus memperhatikan apa yang dapat dikembangkan dari anak didiknya. Guru harus jeli menelisik kebutuhan anak didik, mana yang harus didorong, dan apa yang harus dikuatkan.

Guna memenuhi kebutuhan pengembangan bakat, kata dia, anak didik harus merasa merdeka. Namun, merdeka yang dimaksud bukan bermakna mutlak.

Menurut Ki Priyo, Merdeka Belajar yang diusung Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menjadikan kata 'merdeka" sebagai subjektifitas, sehingga membawa arah pembelajaran menjadi liar. Inilah yang menjadikan istilah Merdeka Belajar dirasa kurang pas untuk menjadi dasar pendidikan saat ini.

"Banyak yang belum membaca ajaran Ki Hadjar tentang merdeka belajar. Sebetulnya lebih pas belajar merdeka. Merdeka belajar sangat mengganggu orang lain atau golongan lain," ujarnya.

Putra dari Ki Hadi Sukitno, tangan kanan Ki Hadjar Dewantara, menuturkan Belajar merdeka itu berarti merdeka atas diri sendiri. Minat dan bakat siswa itu harus merdeka untuk berkembang seluas mungkin. Konsep itu yang dibawa Ki Hadjar Dewantara bagi bangsa ini dengan harapan tak digerus perkembangan zaman. Serta, menjadi cetak biru dalam membangun pendidikan Indonesia.

Angka tidak boleh menjadi tolak ukur dalam pengembangan bakat. Kurikulum jangan dijadikan alat untuk menjajah anak didik. Terjajahnya anak didik dalam kurikulum, malah membunuh pengembangan bakat yang digaungkan oleh pahlawan nasional itu.

"Pikiran kok sampai terjajah? itu artinya terjajah intelektualisme. Ki Hadjar anti intelektualisme. Dia bilang, saya tidak suka orang yang terlalu intelek tapi mengabaikan karakter. Artinya belajar itu terlalu kognitif. Tapi afeksinya, rasanya, kadang-kadang hilang," jelas dia, sembari mengenang sosok Ki Hadjar Dewantara yang terkenal garang di depan kelas.

Ia melanjutkan, pendidikan karakter dalam membangun bakat semakin terasa penting dan tak boleh tersingkirkan. Karakter meruakan kunci utama dalam membangun setiap insan pendidikan.

Guru bisa mengukur kemampuan anak didiknya dengan cara yang lebih deskriptif. Bagi Ki Priyo, uraian kalimat ini bisa menjelaskan seperti apa karakter anak didik yang sesungguhnya. Tinggal bagaimana Nadiem menentukan kebijakan. Menteri yang belum genap satu tahun memegang kendali pendidikan Indonesia itu harus memutar otak.

"Tidak hanya numeratif, tapi juga uraian kalimat yang bisa menjelaskan karakter si anak itu sesungguhnya bagaimana. Tetapi tidak kemudian memberikan beban berat kepada guru, sehingga saat menilai siswa itu seperti membuat skripsi, kasihan dia. Dibuatlah yang lebih sederhana," paparnya.

Ki Priyo yakin Nadiem paham bagaimana menjalankan esensi dari konsep belajar merdeka. Sebab, menurutnya, Nadiem telah melalui apa yang disebut belajar merdeka ketika menggarap usaha Gojek.

"Buktinya membuat Gojek itu kemerdekaan dia di dalam belajar hidup dan penghidupan. Waktu dia studi, dia belajar merdeka, kreasi sana sini, begitu lulus, usahanya membuahkan hasil. Dia tak mau kerja sebagai buruh. Merdekanya di situ," terangnya.

Ki Priyo menyatakan, Ki Hadjar Dewantara sangat memperhatikan bakat dan minat anak dalam belajar. Ini jadi pekerjaan rumah bagi Nadiem untuk mempertahankan budaya belajar merdeka yang diusung Ki Hadjar Dewantara.

Ki Hadjar Dewantara tak pernah mematok anak didiknya di kelas kelak akan menjadi apa. Ki Hadjar Dewantara memerdekakan anaknya saat belajar apapun, berdasarkan bakat mereka. Bekal itulah yang harus dibawa anak Indonesia untuk berdaulat atas dirinya sendiri. Belajar merdeka dipercaya pula dalam membawa Indonesia sebagai negara yang maju.

Indikator negara maju dapat dilihat dari kemampuan lulusan akademiknya dalam membuka lapangan kerja. Sayang, hal ini belum menjadi mindset atau dasar berpikir anak negeri, karena luput dari arti belajar merdeka ala Ki Hadjar Dewantara.

Saat ini, lulusan Indonesia baru mampu menjangkau angka dua persen dalam urusan membuka lapangan kerja. Padahal, idealnya untuk dikatakan sebagai negara maju, harus ada empat persen dari lulusan Indonesia yang bisa membuka lapangan kerja.

"Bahwa kita itu tidak mencetak lulusan alumni itu untuk sekadar menjadi buruh, menjadi tenaga kapitalis, menjadi tenaga industri, atau sekedar ASN. Makanya namanya belajar merdeka. Membawa mereka, untuk merdeka, dalam arti sesungguhnya,"

Pengertian Manusia Merdeka Menurut Ki Hajar Dewantara, Ini 3 Komponen Wajib Dimiliki
Sebagian besar mungkin sudah tidak asing dengan kata "merdeka." Ada tiga definisi dari kata merdeka, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), yakni (1) bebas dari perhambaan, penjajahan, dan sebagainya; (2) tidak terkena atau lepas dari tuntutan; dan (3) tidak terikat, tidak bergantung kepada orang atau pihak tertentu, leluasa.

Sebagai contoh, sejak Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia sudah merdeka. Merdeka dalam konteks kalimat tersebut artinya bebas dari penjajahan dan kekuasan bangsa lain.

Selain terkait dengan kebebasan sebuah bangsa, merdeka juga mengacu pada sikap mandiri, berdiri sendiri, dan tidak tergantung pada orang lain. Dengan kata lain, merdeka tidak hanya dapat melekat pada hal-hal seperti negara atau bangsa. Bahkan merdeka juga bisa menjadi atribut dari manusia.

Maka tidak mengherankan jika pahlawan pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara mengenalkan tentang konsep manusia merdeka. Lalu apa yang dimaksud dengan manusia merdeka menurut Ki Hajar Dewantara? Berikut penjelasan selengkapnya, seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (23/12/2022).


Konsep Pendidikan Ki Hajar Dewantara
Apa yang dimaksud manusia merdeka menurut Ki Hajar Dewantara sangat terkait dengan konsep pendidikan yang diusung pahlawan pendidikan Indonesia ini. Pendidikan memiliki tujuan untuk mencetak generasi yang cerdas dan memiliki karakter yang berbudi.

Sementara itu, Ki Hajar Dewantara memiliki konsep tentang pendidikan yang didasarkan pada asas kemerdekaan. Demikian seperti dikutip dari artikel "Merdeka Belajar dalam Pandangan Ki Hadjar Dewantara dan Relevansinya bagi Pengembangan Pendidikan Karakter" oleh Dela Khoirul Ainia (2020).

Sementara itu seperti dikutip dari laman Direktorat SMP, asas kemerdekaan dalam pendidikan memiliki arti bahwa manusia merdeka adalah manusia yang telah diberi kebebasan oleh Tuhan yang Maha Esa untuk mengatur kehidupannya dengan tetap sejalan dengan aturan yang ada di masyarakat. Maka dari hal itu, diharapkan seorang peserta didik harus memiliki jiwa merdeka dalam artian merdeka secara lahir dan batin serta tenaganya.

Jiwa yang merdeka sangat diperlukan sepanjang zaman agar bangsa Indonesia tidak didikte oleh negara lain. Ki Hadjar Dewantara memiliki istilah sistem among, yakni melarang adanya hukuman dan paksaan kepada anak didik karena akan mematikan jiwa merdeka serta mematikan kreativitasnya.

Hal ini yang sedang coba diterapkan dalam sistem pendidikan di Indonesia saat ini dengan program Merdeka Belajar. Asas kemerdekaan dalam pendidikan merupakan sesuatu yang menggambarkan pemikiran Ki Hajar Dewantara, bahwa keluarga, perguruan, dan masyarakat merupakan satu kesatuan yang utuh dalam pendidikan.

Pada akhirnya, tujuan dari pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah memerdekakan manusia sebagai anggota masyarakat.

Pengertian Manusia Merdeka Menurut Ki Hajar Dewantara
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, bahwa konsep pendidikan yang diusung Ki Hajar Dewantara adalah pendidikan yang berasas pada kemerdekaan. Dengan begitu, pendidikan dapat mencapai tujuannya, yakni memerdekakan manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan kata lain, tujuan dari pendidikan adalah membentuk anak didik menjadi manusia merdeka.

Lalu apa pengertian manusia merdeka menurut Ki Hajar Dewantara? Hal ini tentu penting untuk diketahui, sebagai tolok ukur keberhasilan pendidikan nasional.

Manusia merdeka adalah orang yang mampu berkembang secara utuh, selaras dengan aspek kemanusiaan, mampu menghargai dan menghormati kemanusiaan orang lain (Widyastono via Sholihah, 2021).

Dengan kata lain, manusia merdeka adalah manusia yang mengetahui tentang prinsip kemerdekaan. Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara, hakikat kemerdekaan bukan semata-mata kebebasan individu dari aturan dan kekuasaan lain, melainkan kemampuan untuk merdeka, tidak menggantungkan diri terhadap uluran tangan orang lain.

Dari penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa manusia yang merdeka bukanlah manusia yang bebas dari aturan, melainkan manusia yang memiliki kemampuan untuk hidup secara mandiri, tanpa menggantungkan nasib pada orang lain.

Untuk membentuk manusia merdeka seperti apa yang dimaksud Ki Hajar Dewantara, yakni manusia yang mandiri dan tidak menggantungkan nasibnya pada orang lain, pendidikan hendaknya dapat mengembangkan sejumlah aspek dalam anak didik. Aspek tersebut antara lain adalah aspek pekerti (spiritualitas), akal (intelektual), dan jasmani peserta didik beserta fitrahnya dan masyarakatnya.

Dengan kata lain, pendidikan harus membuat anak didik dapat mengembangkan tiga komponen penting dalam dirinya untuk menjadi manusia merdeka, yakni karakter (afektif), pikiran (kognitif), dan fisik (psikomotor).


Demikian pembahasan mengenai Tanda Merdeka Belajar Menurut Ki Hajar Dewantara Sebagai berikut....Semoga bermanfaat.

Belum ada Komentar untuk "Tanda Merdeka Belajar Menurut Ki Hajar Dewantara Sebagai berikut"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel